Gerakan Mahasiswa
adalah topik yang selalu menarik untuk diperbincangkan, baik secara
historis-Ideologis maupun praksis gerakan. Namun walaupun demikian sebagian
tokoh mengatakan “ dinamika gerakan mahasiswa tak ubahnya seperti matahari
yang terbit dipagi hari kemudian terbenam pada sore hari “. Maksudnya
adalah pada satu sisi gerakan mahasiswa mampu mewujudkan transformasi nilai
(transformation value ) dalam struktur sosial namun pada sisi yang lain masih
terjadinya kejumudan eksistensi gerakan. bila penulis istilahkan angkatan, maka
gerakan mahasiswa diawali berdirinya organisasi budi Utomo /1908,
(pemuda/mahasiswa) dua puluh tahun kemudian lahir sumpah pemuda /1928 ( sebelum
kemerdekaan ), kemudian pasca kemerdekaan lahir gerakan - gerakan mahasiswa
angkatan 60, angkatan 70 , angkatan 80 kemudian sampai
pada klimaks gerakan yakni angkatan 98, yang lazim kita menyebutknya gerakan
Reformasi, masa menuju Indonesia berkemajuan.
kemudian pada soal keistiqomahan (consistent)
gerakan mahasiswa, yang kemudian pada hari ini terdapat sebuah penyakit kronis
berbahaya, yang sejak era reformasi sudah mulai menjangkiti Idealisme gerakan
mahasiswa, kita tentu masih ingat bagaimana ketika era Orde baru (ORBA) dengan
otoritarianisme, juga disimbolkan sebagai musuh bersama (common enemy) begitu banyak aktifis yang
dengan lantang menyuarakan pemerintahan yang adil, mendengungkan kebebasan, bahkan gantung dan bunuh saja koruptor, akan
tetapi Hal ini sangat paradoks pada saat mareka duduk dalam lingkaran
pemerintahan ( baik legislatif,eksekutif dan yudikatif ). Mohon maaf bila
penulis katakan mereka seperti seorang “ penjilat Intelektual “, mengapa
demikian ? karena yang menodai keadilan mereka ! yang tidak amanah mereka !
bahkan yang menjadi Gurita (koruptor ) juga
mereka! sehingga cita cita mewujudkan pemerintahan yang adil, makmur dan
sejahtera hanya sebuah kitab suci yang tersimpan dalam almari.
Inilah rentetan pekerjaan rumah gerakan
– gerakan mahasiswa saat ini, waa bil khusus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
yang dalam salah satu butir penegasannya adalah sebagai gerakan mahasiswa
Islam, maka problematika diatas juga sepenuhnya menjadi tanggug jawab IMM,
yang sesegera mungkin membutuhkan solusi serta kerja – kerja cerdas dan ikhlas.
Oleh karena itu dalam pandangan kami
sebagaimana dikatakan kuntowijoyo, bahwa akar permasalahan gerakan mahasiswa saat
ini adalah tercerabutnya nilai transcendental ( ketuhanan ) dalam tataran pengamalan
nilai pada lingkaran kekuasaan, dan inilah epistimologi konsistenti gerakan.
Potret realitas gerakan mahasiswa
diatas, sesungguhnya sangat penting dan genting. Oleh karenanya REGENERASI
adalah harga mati, bagi setiap organ gerakan mahasiswa, terutama Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi kader, dan regenerasi yang
dibangun adalah regenerasi pada penekanan aspek intelektualitas, releguisitas
serta humanitas kader demi tetap
terwujudnya eksistensi gerakan serta mengembalikan reputasi dan marwah yang
terkoyak. Oleh karena itu momentum mahasiswa baru adalah waktu yang fundamental
dan menentukan. maka Keluarga besar IMM gresik, gayung bersambut sembari kami ucapkan
:
“ selamat datang di rumah kami,
sahabat !!!
Berjalanlah dengan tegak, rebut masa depanmu
Bila ragu pegang tanganku, Mari berjuang bersamaku “
Billahi fii sabilil haqq, Fastabiqul khoirat.
Kabid. Hikmah
PC.IMM Gresik.
No comments:
Post a Comment